TUGAS MAKALAH
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
(Memahami Masalah-Masalah Kemiskinan dan Perubahan Sosial)
Disusun Oleh:
AHMAD NAFIS SYAHRONI (13650131)
UNIVERSITAS
NEGERI ISLAM MALANG
Jl. Gajayana
No. 50 Dinoyo-Malang
DAFTAR ISI
I.
KATA PENGANTAR............................................................................................ 3
II.
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 4
A.
Latar Belakang............................................................................................... 4
B.
Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
III.
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 5
A.
Pengertian Kemiskinan.................................................................................. 5
B.
Macam Macam Kemiskinan........................................................................... 9
C.
Faktor Penyebab Kemiskinan........................................................................ 11
D.
Penanggulangan masalah kemiskinan di Indonesia....................................... 11
E.
Perubahan Sosial............................................................................................ 14
F.
Akibat perubahan sosial budaya.................................................................... 16
G.
Islam memandang kemiskinan....................................................................... 17
IV.
BAB III PENUTUP................................................................................................. 21
A.
Solusi.............................................................................................................. 21
B.
Kesimpulan.................................................................................................... 22
Jurnal Internasinal...........................................................................................23
V.
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 24
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
kami atas kehadirat allah SWT atas rahmatnya yang telah dilimpahkan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini, dengan tema “Masalah
Kemiskinan dan Perubahan Sosial Perspektif Integrasi” yang merupakan salah satu
tugas mata kuliah ILMU SOSIAL DASAR (ISD).
Dalam makalah ini
kami membahas tentang bagaimana cara memahami masalah-masalah kemiskinan yang
mencakup pengertian, definisi kemiskinan, macam-macam kemiskinan, menganalisis
perubahan sosial dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat.
Dalam
menyelesaikan tugas makalah ini, kami bekerja semaksimal mungkin untuk
menyelesaikan tugas makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik dalam waktu yang tepat.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan namun telah memberi manfaat bagi kami,
oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
dosen pembimbing kami “Ni’matuz zahro, M.Si
Semoga dengan
terselesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman sekalian.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemiskinan sering menjadi topik yang dibahas dan diperdebatkan dalam
berbagai forum baik nasional maupun internasional, walaupun kemiskinan
itu sendiri telah muncul ratusan tahun yang lalu. Kemiskinan merupakan suatu
keadaan yang sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangandalam
berbagai keadaan hidup. Perkembangan kondisi kemiskinan di suatu negara secara
ekonomis merupakan salah satu indikator untuk melihat perkembangan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, dengan semakin menurunnya tingkat
kemiskinan yang ada maka dapat disimpulkan meningkatnya kesejahteraan
masyarakat di suatu negara.
Dalam mewujudkan tujuan negara, pemerintah secara terus menerus telah
melakukan program pembangunan nasional. Dua sasaran utama yang selalu mendapat
perhatian dalam program pembangunan nasional adalah pengentasan kemiskinan dan
penurunan angka pengangguran. Pada masa pemerintahan ordebaru, upaya pemerintah
untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran dapat dikatakan cukup berhasil,
namun setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 1996 angka kemiskinan dan
pengangguran meningkat kembali sehingga hasil kinerja terhadap dua sasaran
pembangunan tersebut, hasilnya belum menggembirakan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kondisi kemiskinan di indonesia?
2.
Faktor apa yang menyebabkan kemiskinan di indonesia?
3.
Bagaimana cara menanggulangi kemiskinan di indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kemiskinan
Pengertian kemiskinan menurut beberapa ahli:
Kemiskinan
merupakan salah satu dari dua pokok permasalahan diseluruh negara termasuk
indonesia. Suatu pemerintahan bisa jatuh karena rakyat miskin sudah tidak tahan
lagi menghadapi kemiskinannya, sebagaimana kita ketahui tingkat kemiskinan
(prestasi dari jumlah populasi hidup dibawah garis kemiskinan) di indonesia
sangat tinggi dan jumlah ini semakin meningkat saat terjadi krisis ekonomi yang
diawali krisis nilai tukar rupiah pada pertengahan kedia tahun 1997.
Pengertian
kemiskinan disampaikan oleh beberapa ahli atau lembaga, diantaranya adalah:
Ø BAPPENAS
(1993) mendefinisikan kemiskinan sebagai
situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena kehendak oleh simiskin,
melainkan karena keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada
padanya.
Ø LEVITAN (1980)
mengemukakan kemiskinan adalah kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan
yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standart hiduo yang layak.
Ø FATURCHMAN dan
MARCELINUS MOLO (1994) mendefinisikan bahwa kemiskinan dalah ketidak mampuan
individu atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
Ø ELLIS (1994) kemiskinan
merupakan gejala multi deminsional yang dapat ditelaah dari dimensi ekonomi ,
sosial politik.
Ø SUPARLAN (1993)
kemiskinan didefinisikan sebagai suatu standart tingkat hidup yang rendah,
yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan
orang dibandingkan dengan standart kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat
yang bersangkutan.
Ø REITSMA dan
KLEINPENNING (1994) mendefinisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan seseorang
untuk memenuhi kebutuhannya baik yang bersifat material material maupun non
material.
Ø FRIEDMAN (1979)
mengemukakan kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan
basis kekuasaan sosial, yang meliputi: asset (tanah, perumahan, peralatan,
kesehatan), sumber kekuangan (pendapatan dan kredit yang memahami), organisasi
sosial politik yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai kepentingan bersama,
jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan , barang atau jasa, pengetahuan dan
keterampilan yang memadahi, dan informasi yang berguna
Dengan beberapa
pengertian tersebut dapat diambil satu pengertian bahwa kemiskinan adalah suatu
situasi baik yang merupakan proses maupun akibat dari adanya ketidakmampuan
individu berinteraksi dengan lingkungannya untuk kebutuhan hidupnya.
1)
Kemiskinan mencakup beberapa hal yaitu:
ü Kekurangan
fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal
ü Gangguan dan
tingginya resiko kesehatan
ü Resiko keamanan
dan kerawanan kehidupan sosial ekonomi dan lingkungannya
ü Kekurangan
pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa hidup layak
ü Kekurangan
dalam kehidupan sosial yang dapat ditunjukkan oleh ketersisahan sosial.
Hidup miskin
bukan hanya berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang pangan dan papan.
Akan tetapi kemiskinan juga berarti akses rendah dalam sumber daya dan aset
produktif untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan hidup, antara lain: ilmu
pengetahuan, informasi, teknologi, dan modal.
Besarnya
kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan.
Konsep yang mengacu pada garis kemiskinan relatif sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan
disebut kemiskinan absolute. Kemiskinan relatif adalah suatun ukuran mengenai kesenjangan
dalam distribusi pendapatan, yang biasanya dapat didefinisikan dalam kaitannya
dengan tingkat rata-rata dan distribusi yang dimaksud. Kemiskinan absolute
derajat dari kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan minuman dalam bertahan hidup
tidak terpenuhi.
Kemiskinan
berhubungan dengann dengan pertumbuhan penduduk dan nilainya akan meningkat
jika natalitas semakin tinggi tanpa ada diimbangi dengan kebutuhan lapangan
pekerjaan, sehingga banyak orang tanpa pekerjaan yang tetap yang menyebabkan
peningkatan jumlah rakyat miskin di indonesia. Kebijakan anti kemiskinan dan
distribusi pendapatan diperlukan karena perlu diketahui terlalu dahulu hubungan
alamiyah antara pertumbuhan ekonomi, kebijakan, kelembagaan, dan penurunan
kemiskinan.
2) Ciri-ciri
seseorang bisa dikatakan miski menurut Hartomo dan Aziz (1997), yaitu:
v
Mereka umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah
yang cukup, modal maupun keterampilan. Faktor produksi yang dimiliki sendiri
sedikit sekali sehingga kemampuan memperoleh pendapatan menjadi sangat
terbatas.
v
Mereka tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi
dengan kekuatan sendiri. Pendapatan tidak cukup untuk memperoleh tanah garapan
maupun modal usaha, sedangkan syarat tidak terpenuhi untuk memperoleh kredit
perbankan seperti adanya jaminan kredit dan lain-lain, sehingga mereka yang
perlu kredit terpaksa berpaling kepada “lintah darat” yang biasanya meminta
syarat yang berat dan memungut biaya yang tinggi.
v
Tingkat pendidikan mereka yang rendah, tidak sampai tamat sekolah
dasar. Waktu mereka habis tersisa untuk mencari nafkah sehingga tidak tersisa
lagi untuk belajar. Anak-anak mereka tidak dapat menyelesaikan sekolah, karena
harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan atau menjaga adik-adik di
rumah, sehingga secara turun-temurun mereka terjerat dalam keterbelakangan
garis kemiskinan.
v
Kebanyakan mereka tinggal di perdesaan. Banyak diantara mereka
tidak memiliki tanah, walaupun ada kecil sekali. Umumnya mereka menjadi buruh
tani atau pekerja kasar di luar petani, karena pertanian bekerja dengan musiman
maka kesinambungan kerja kurang terjamin. Banyak diantara mereka kemudian bekerja
sebagai “pekerja bebas”, berusaha apa saja. Dalam keadaan penawaran tenaga
kerja yang besar maka tingkat upah menjadi rendah sehingga mengurung mereka
dibawah garis kemiskinan, di dorong dengan kesulitan hidup di desa maka banyak
diantara mereka mencoba berusaha di kota.
v
Kebanyakan diantara mereka yang hidup di kota masih berusia muda
dan tidak mempunyai keterampilan atau pendidikan, sedangkan kota dibanyak
negara sedang berkembang tidak siap menampung gerak urbanisasi penduduk desa.
Apabila di negara-negara maju pertumbuhan industri menyertai urbanisasi dan
pertumbuhan kota sebagai penarik bagi masyarakat desa untuk bekerja di kota,
maka urbanisasi di negara berkembang tidak disertai proses penyerapan tenaga
dalam perkembangan industri. Bahkan, sebaliknya perkembangan teknologi di kota
justru menarik pekerjaan lebih banyak tenaga kerja, sehingga penduduk miskin
yang pindah ke kota dalam kantong-kantong kemelaratan.
3) Beberapa faktor yang
menyebabkan timbulnya kemiskinan menurut Hartomo dan Aziz (1997) yaitu :
a. Pendidikan yang
Terlampau Rendah
Tingkat pendidikan yang
rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang
diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang
dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk
dalam dunia kerja.
b. Malas
Bekerja
Adanya sikap malas
(bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan seseorang bersikap acuh
tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.
c. Keterbatasan Sumber
Alam
Suatu masyarakat akan
dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi
kehidupan mereka. Hal ini sering dikatakan masyarakat itu miskin karena
sumberdaya alamnya miskin.
d. Terbatasnya Lapangan
Kerja
Keterbatasan lapangan
kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagimasyarakat. Secara ideal
seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerjabaru sedangkan secara faktual
hal tersebut sangat kecil kemungkinanya bagimasyarakat miskin karena
keterbatasan modal dan keterampilan.
e. Keterbatasan Modal
Seseorang miskin sebab
mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapialat maupun bahan dalam rangka
menerapkan keterampilan yang merekamiliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh
penghasilan.
f. Beban Keluarga
Seseorang yang
mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha
peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak
anggota keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup yang
harus dipenuhi.
B. Macam- macam Kemiskinan
1. Kemiskinan Mutlak /
absolute
Kemiskinan yang di sebabkan karena tingkat pendapatan yang tidak dapat
mencukupi kebutuhan hidup atau pendapatannya di bawah garis kemiskinan.
Contohnya kekurangan sandang pangan dan papan.
2. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan yang lebih banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan sekitarnya
atau seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup diatas
garis kemiskinan tetapi masih berada dibawah kemampuan masyarakat sekitarnya
3. Kemiskinan struktual
Kemiskinan yang disebabkan karena pertimbangan dalam struktur ekonomi suatu
negara atau struktur pendistribuan fasilitas yang membuat suatu daerah
penduduknya menjadi miskin. Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap
seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki
tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya
4. kemiskinan sosial
budaya
kemiskinan yang dikaitkan dengan
nilai-nilai sosial budaya masyarakat, atau lebih singkatnya kondisi sosial
budaya yang memaksa masyarakat di daerah itu menjadi miskin.
Keluarga miskin adalah
pelaku yang berperan sepenuhnya untuk menetapkan tujuan mengendalikan sumber
daya dan mengarahkanproses yang mempengaruhi kehidupannya.
Ada 3 potensi yang perlu diamati dari keluarga miskin yaitu:
Ø
Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar contohnya dapat dilihat dari aspek pengeluaran
keluarga, kemampuan menjangkau tingkat pendidikan dasar formal yang ditamatkan,
dan kemampuan menjangkau perlindungan dasar.
Ø
Kemampuan dalam melakukan peran sosial akan dilihat dari kegiatan utama dalam mencari
nafkah, peran dalam mencari pendidikan, peran dalam bidang perlindungan, dan
peran dalam kemasyarakatan.
Ø
Kemampuan dalam menghadapi permasalahan dapat
dilihat dari upaya yang dilakukan sebuah keluarga untuk menghindar dan
mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non ekonomi.
Kemiskinan merupakan
masalah yang ditandai oleh berbagai halantara orang lain rendahnya kualitas
hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan
rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak dan rendahnya mutu layanan
pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi
kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan
pendidikan, perluasan kesempatan kerjan dan sebagainya.
C. Faktor Penyebab
Kemiskinan
Pada kondisi tertentu, kemiskinan dapat disebabkan dari berbagai segi
diantaranya:
1. Kemiskinan alamiah.
Kkemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan
teknologi yang rendah, dan bencana alam.
2. Kemiskinan buatan.
Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat
sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai
fasilitas lain yang tersedia hinga mereka tetap miskin.
3. Sulitnya pemenuhan
hak-hak dasar kehidupan manusia antara lain: makanan, kesehatan, pendidikan,
dan pendapatan perkapita masyarakat
4. Kesenjangan pembangunan
anatara kota-kota besar di pulau jawa dan kota-kota di luar Jawa, dan juga antara
kota dan juga pedesaan dan daerah terpencil lainya yang tentunya belum terjamah
pembangunan, dan juga potensi sumber daya alam yang berbeda.
5. Guncangan perekonomian
sebagai akibat dari lemahnya dasar perekonomian Indonesia, yang mengakibatkan
banyaknya pengangguran.
6. Kemiskinan yang dialami
oleh kaum perempuan, dimana kurangnya perhatian pemerintah dalam
mengikutsertakan atau memberdayakan perempuan dan pembangunan.
7. Kultur budaya
daerah turut memppengarui
D. Penanggulanagan masalah
kemiskinan di Indonesia
Penanggulangan berbagai
masalah di atas memerlukan strategi penanggulangan kemiskinan
yang jelas. Pemerintah Indonesia dan berbagai pihak terkait lainnya patut
mendapat acungan jempol atas berbagai usaha yang telah di jalankan dalam
membentuk strategi penanggulangan kemiskinan. Tahun 1990 bank dunia
mendeklarasikan bahwa suatu peperangan yang berhasil melawan kemiskinan perlu di lakukan secara serentak pada 3 front.
1. Pertumbuhan ekonomi
yang luas dan padat karya yang menciptakan kesempatan kerja dan pendapatanpada
kelompok miskin.
2. Pengembangan SDM
(pendidikan, kesehatan, dan gizi) yang memberi kemampuan mereka lebih baik
untuk memanfaatkan kesempatan yang di ciptakan olehpertumbuhan ekonomi.
3. Membuat suatu jaringan
pengamanan sosial untuk mereka diantara penduduk miskin yang sama sekali tidak
mampu mendapat keuntungan-keuntungan dari pertumbuhan ekonomi dan kesempatan
pengembangan SDM akibat ketidakmampuan fisik dan mental, bencana alam, konflik
sosial, dan terisolasi secara fisik.
Pada tahun 2002 bank di dunia muncul dengan Pada tahun 2000 bank dunia muncul dengan
kerangka kerja analisi yang baru untuk memerang kemiskinan yang dibangun di
atas 3 pilar yakni pemberdayaan, keamanan, dan kesempatan.
Hal pertama yang dapat dilakukan oleh
pemerintahan baru adalah menyelesaikan dan mengadaptasikan rancangan strategi penanggulangan
kemiskinan yang telah berjalan. Kemudian hal ini dapat dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan.
Berikut ini dijabarkan sepuluh langkah yang dapat diambil dalam mengimplementasikan
strategi pengentasan kemiskinan tersebut
·
Peningkatan fasilitas jalan dan listrik pedesaan
Berbagai pengalaman di China, Vietnam, dan
Indonesia sendiri menunjukkan bahwa pembangunan jalan di area pedesaan
merupakan cara yang efektif dalam mengurangi kemiskinan. Jalan nasional dan
jalan provinsi di Indonesia relatif dalam keadaan yang baik. Tetapi setengah
dari jalan kabupaten berada dalam kondisi yang buruk.sementara itu 5% dari
populasi, yang berarti sekitar 11 juta orang, tidak mendapat akses jalan
setahun penuh.
·
Penghapusan larangan impor beras.
Larangan impor beras yang di terapkan bukanlah
menurut kebijakan yang tepat dalam membantu petani, tetapi kebijakan yang
merugikan orang miskin. Studi yang baru saja dilakukan menunjukkan secara
keseluruhan, 80% dari penduduk Indonesia menderita akibat proteksi tersebut,
sementara hanya 20% yang menikmati manfaatnya. Bahkan manfaat tersebut tidaklah
begitu jelas. Harga beras di tingkat petani tidak mengalami kenaikan yang
berarti, sementara harga di tingkat pengecer naik cukup tinggi. Dapat dikatakan
bahwa hanya para pedagang yang menikmati manfaat kenaikan harga tersebut.
·
Pembatasan pajak dan restribusi daerah yang
merugikan usaha lokal dan orang miskin salah satu sumber penghasilan terpenting
bagi penduduk miskin di daerah pedesaan adalah wiraswasta dan usaha pendukung
pertanian. Untuk meningkatkan penghasialan tersebut, terutama yang berasal dari
usaha kecil dan menegah, peelu di bangun iklim usaha yang lebih kondusif.
Sayangnya,m sejak proses desentralisasi dijalankan, pemerintah daerah
berlomba-lomba mneningkatkan pendapatan mereka dengan cara mengenakan pajak dan
pungutan daerah yang lebih tinggi. Belum lagi beban dari pungutan liar yang
harus dibayarkan untuk menjamin pengangkutan barang berjalan secara lancar dan
aman. Berbagai biaya ini menghambat pertumbuhan usaha di tingkat lokal dan
menurunkan harga jual yang diperoleh penduduk miskin atas barang yang mereka
produksi.
·
Pemberian hak penggunaan tanah bagi penduduk
miskin
Adanya kepastian dalam kepemilikan tanah mrupakan
faktor penting untuk meningkatkan inventasi dan produktivitas
pertanian.pemberian hak atas tanah juga membuka akses penduduk miskin pada
kredit dan pinjaman. Dengan memiliki sertifikat kepemilikan mereka dapat
meminjam uang, menginvestasikanya dan mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari
aktifitas mereka. Dengan program pemutihan yang selama ini dijalankan, dimana
satu juta sertifikat di keluarkan sejak 1997, dibutuhkan waktu seratus tahun
lagi untuk menyelesaikan proses tersebut. Di samping itu kepemilikan atas 64%
tanah di Indonesia tidakalah dimungkinkan, karena termasuk dalam klasifikasi
area hutan.
·
Perbaiakan atas kwalitas pendidikan dan
penyediaan pendidikan transsisi untuk sekolah menengah. Indonesia telah mencapai hasil yang memuaskan
dalam meningkatkan partisipasi di tingkat pendidikan dasar. Hanya saja, banyak
anak-anak dari keluarga miskin yang tidak dapat melanjutkan pendidikan dan
terpaksa keluar dari sekolah dasar sebelum dapat menamatkannya. Hal ini terkait
erat dengan masalah utama pendidikan di Indonesia, yaitu buruknya kualits
pendidikan.
·
Membangun lembaga-lembaga pembiayaan mikro yang
memberi manfaat pada penduduk miskin. Sekitar 50% rumah tangga tidak memiliki akses yang baik terhadap biaya
pembiayaan, sementara hanya 40% yang memiki rekening tabungan. Kondisi ini
terlihat lebih parah di daerah pedesaan. Solusinya bukanlah dengan memberikan
pinjaman bersubsidi. Program pemberian subsisdi tidak dapat di pungkiri telah
dapat memberi manfaat pada penerimanya. Tetapi program ini juga melumpuhkan
perkembangan lembaga pembiayaan mikro (LPM) yang beroprasi secara komersial.
Padahal, lembaga-lembaga semacam inilah yang dapat di andalkan untuk melayani
masyarakat miskin dan mendorong pemberian kredit dari bank-bank komersial
kepada lembaga-lembaga pembiayaan mikro tersebut.
·
Mengurangi tingkat kematian ibu saat melahirkan
Hampir 310 wanita di Indonesia meninggal dunia pada setiap 1000 kelahiran
hidup. Angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.tingkat kematian
menjadi tinggi terkait dua sebab. Pertama karena ibu yang melahirkan sering
terlambat dalam mencari bantuan medis. Kedua karena kebanyakan ibu yang
melahirkan lebih memilih bidan tradisonal dari pada fasilitas medis yang
tersedia.
·
Menyediakan lebih banyak dana untuk daerah-daerah
miskin
Fiskal antara daerah di Indonesia sangatlah terasa.pemerintah daerah
terkaya di Indonesia mempunyai pendapatan perpenduduk 46 kali lebih tinggi dari
pemerintah di daerah termiskin. Akibatnya pemerintah kesenjangan daerah daerah
yang miskin sering tidak dapat menyediakan pelayanan yang mencukupi, baik dari
segi kuantitas maupun kualitas. Pemberian dana yang terarah dengan baik akan
membantu masalah ini.
·
Merancang perlindungan sosial yang lebih tepat
sasaran
Program perlindungan yang tersedia saat ini, seperti beras untuk orang
miskin serta subsidi bahan bakar dan listrik, dapat dikatakan belum mencapai
sasaran dengan baik pada tahun 2004, pemerintah Indonesia mengeluarkan Rp 74
triliun untuk perlindungan sosial. Angka ini lebih besar dari pengeluaran di
bidang kesehatan dan pendidikan. Sayangnya hanya sepuluh persen yang dapat di
nikmati oleh penduduk miskin, sementara sekitar Rp60 trilliun lebih banyak
dinikmati masyarakat mampu.
E. Perubahan Sosial
Perubahan sosial dalam kehidupan manusia pada pandangan segolongan yang
mempunyai rasa membangun dimana selalu menginginkan adanya kamajuan-kemajuan
dan perombakan-perombakan sesuia dengan tuntutan zaman, didukung dengan
golongan lain bersifat optimis yang
diartikan sebagai kelompok masyarakat yang berfaham mempunyai keyakinan
bahwa besok ada kehidupan yang lebih cerah, sehingga di dorong oleh rasa
kejiwaan paham optimis tersebut mereka selalu berhati-hati dalam membawa arus
masyarakat cenderung untuk maju dan berubah.
Wilberthmoore misalnya mendefinisikan perubahan social sebagai
perubahan penting dalam struktur social (pola-pola perilaku dan interaksi
social). Arti peerubahan social itu mencakup bidang yang sangat luas dan
didefinisikan sebagai variasi atau modifikasi dalam setiap aspek proses social,
serta stiap variasi dalam setiap aspek proses social serta stiap modifikasi
pola antar hubungan yang mapan dan standar prilaku. Dengan demikian dapat
dikemukakan arti perubahan social adalah proses dimana terjadi perubahan
struktur masyarakat yang slalu berjalan sejajar dengan perubahan kebudayaan dan
fungsi suatu sistem social. Hal-hal penting yang erat kaitannya dengan
dialektika dan teori perubahan social, adalah bahwa semua
perubahan menimbulkan kontradiksi, berarti
kecenderungan terjadinya pertentangan, dilemma, dan unsur-unsur yang tidak
bersesuaian dalam system social dan kontradiksi ini merupakan penggerak utama
perubahan social.
1.
Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya
a) Faktor intern
ü Berbtambahnya atau berkurangnya penduduk
ü Penemuan-penemuan baru dengan gagasan baru
ü Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat
ü Pemberontakan atau revolusi
b) Faktor ekstern
ü Perubahan lingkungan fisik
manusia (bencana alam )
ü Pengaruh kebudayaan
masyarakat lain (defusi)
ü Peperangan
2. Faktor Pendorong Terjadinya Perubahan Sosial Budaya
ü Kontak dengan
kebudayaan masyarakat lain
ü Sistem pendidikan dan
ilmu pengetahuan yang maju
ü Sistem lapisan
masyarakat yang berbeda
ü Penduduk yang heterogen
ü Ketidakpuasan manusia
3. Faktor Penghambat Terjadinya Perubahan Sosial Budaya
ü Kurangnya hubungan
dengan masyarakat luar
ü Perkembangan ilmu
pengetahuan yang terlambat
ü Sikap masyarakat yang
tradisional
ü Adanya kepentingan-kepentingan
pribadi
ü Prasangka terhadap
hal-hal yang baru
4. Bentuk Perubahan Sosial Masyarakat Berdasarkan
sifatnya :
ü Perubahan progresif,
yaitu perubahan yang mengarah pada keadaan yang lebih baik dan menuju pada
kemajuan.
ü Perubahan regresif,
yaitu perubahan yang mengarah pada keadaan yang lebih buruk dibandingkan
sebelumnya.
5. Berdasarkan kesadarannya :
ü Perubahan disengaja (Intended),
yaitu perubahan yang dilakukan secara sadar demi kemajuan masyarakat.
ü Perubahan tidak
disengaja (Unintended), yaitu perubahan yang terjadi secara kebetulan.
6. Berdasarkan percepatannya :
ü Perubahan secara
lambat/evolusi, yaitu perubahan yang terjadi secara pelan-pelan dan tidak
terasa.
ü Perubahan secara cepat/revolusi, yaitu
perubahan yang terjadi dalam waktu yang singkat dalam wujud yang terlihat
nyata.
F. Akibat perubahan sosial budaya
Berakibat positif maka
akan melahirkan kondisi hidup yang integratif Membawa pengaruh
negatif akan melahirkan kondisi yang disintegrasi seperti kenakalan remaja,
kriminalitas dan pergolakan daerah.
Ciri-ciri perubahan
sosial
ü
Differential social organization
ü
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong perubahan pemikiran ideologi, politik, dan ekonomi.
ü
Mobilitas.
ü
Culture conflict (konflik budaya).
ü
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong perubahan
pemikiran ideologi, politik dan ekonomi.
ü
Kontroversi (pertentangan)
Faktor-faktor penyebab perubahan sosial
Ø Penemuan-penemuan baru
Ø Struksur sosial
(perbedaan posisi dan fungsi dalam
masyarakat)
Ø Inovasi
Ø Perubahan lingkunagn
hidup
Ø Ukuran penduduk dan
komposisi penduduk
Ø Inovasi dan teknologi.
G. Islam memandang
kemiskinan
Mengapa bangsa
kita masih ada yang miskin? Padahal sudah 63 tahun kita merdeka. 63 tahun
adalah waktu yang lama untuk menyelesaikan masalah kemiskinan. Berbeda dengan
Umar bin Abdul Aziz, yang hanya butuh dua tahun untuk menuntaskan kemiskinan di
Negara yang beliau pimpin. Sampai sampai zakat yang dikumpulkan terbengkalai
dijalan jalan. Bukan karena tidak boleh diambil oleh pemerintah, tapi karena
masyarakatnya sudah mencukupi kebutuhannya.
Bagaimana
dengan Indonesia? Disetiap sudut kota pasti ada yang mengalami bencana sosial
ini, kemiskinan. Di lampu merah, terminal, pusat perbelanjaan, masjid, pasar,
dan di tempat keramaian lainnya pasti ada yang namanya pengemis. Sangat kontras
sekali dengan masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, kali ini yang bergelimpangan
adalah pengemisnya bukan zakatnya.
Lantas mengapa
bisa demikian? Karena riba, ya riba. Atau yang kita sering sebut namanya
sebagai bunga bank.
H.
úïÏ%©!$#
tbqè=à2ù't
(#4qt/Ìh9$# w tbqãBqà)t wÎ) $yJx.
ãPqà)t
Ï%©!$#
çmäܬ6ytFt ß`»sÜø¤±9$# z`ÏB Äb§yJø9$#
4 y7Ï9ºs
öNßg¯Rr'Î/ (#þqä9$s%
$yJ¯RÎ)
ßìøt7ø9$# ã@÷WÏB (#4qt/Ìh9$# 3 ¨@ymr&ur ª!$# yìøt7ø9$# tP§ymur (#4qt/Ìh9$# 4 `yJsù
¼çnuä!%y`
×psàÏãöqtB `ÏiB ¾ÏmÎn/§ 4ygtFR$$sù
¼ã&s#sù
$tB
y#n=y ÿ¼çnãøBr&ur n<Î)
«!$# ( ïÆtBur y$tã
y7Í´¯»s9'ré'sù Ü=»ysô¹r&
Í$¨Z9$# ( öNèd $pkÏù crà$Î#»yz ÇËÐÎÈ
Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil
riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.(QS. Al-Baqoroh: 275)
Seperti yang
telah disebutkan diatas, karena ribalah suatu kaum/Negara tidak bisa berdiri
dengan tegak melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan. Hidup tak
mau, matipun segan. Seperti halnya Indonesia kita, sumber alam melimpah ruah,
tapi masih ada rakyat yang kekurangan. Mengapa riba yang menjadi penyebabnya? Karena,
ketika orang miskin mau bangkit dari kemiskinan yang pertama mereka butuhkan
adalah dana, ketika mereka kesulitan mencari dana, mereka lari ke bank, di bank
mereka di beri uang sebesar yang mereka inginkan, tetapi ketika mereka tidak
sanggup mengembalikan tepat pada waktunya, bunga bank mulai bermekaran, yang
tadinya harus mengembalikan 1 juta, sekarang 1.5 juta, orang miskin mana yang
tidak takut akan sistem seperti ini?
Yang Kedua, karena Allah subhanahu wata’ala juga
menghilangkan keberkahan harta dari hasil riba dan pelakunya dicap melakukan
tindakan kekufuran, sebagaimana firman-Nya,
I.
ß,ysôJt ª!$# (#4qt/Ìh9$# Î/öãur ÏM»s%y¢Á9$# 3 ª!$#ur w =Åsã ¨@ä. A$¤ÿx. ?LìÏOr& ÇËÐÏÈ
“Allah memusnahkan riba
dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam
kekafiran, dan selalu berbuat dosa”. (QS. Al-Baqarah:276)
Yang ke Tiga, Sistim riba menjadi
sebab utama kebangkrutan negara dan bangsa. Realita menjadi saksi bahwa negara
kita ini mengalami krisis ekonomi dan keamanannya tidak stabil karena
menerapkan sistim riba, karena para petualang riba memindahkan simpanan
kekayaan mereka ke negara-negara yang memiliki ekonomi kuat untuk memperoleh
bunga ribawi tanpa memikirkan maslahat di dalam negeri sendiri, sehingga negara
ini bangkrut. Pengembangan keuangan dan ekonomi dengan sistim riba merupakan
penjajahan ekonomi secara sistimatis dan terselubung oleh negara-negara pemilik
modal, dengan cara pemberian pinjaman lunak. Dan karena merasa berjasa menolong
negara-negara berkembang, maka dengan kebijakan-kebijakan tertentu mereka
mendikte negara yang dibantu tersebut atau mereka akan mencabut
bantuannya. Memakan riba menjadi sebab utama su`ul khatimah suatu
bangsa, karena riba merupakan bentuk kezhaliman yang menyengsarakan orang lain.
Lantas, mengapa
Negara barat/kafir tetap kaya walaupun mereka memakan riba? Apakah allah tidak
adil kepada hambanya? Kita susah-susah melaksanakan perintahnya dan menjauhi
larangannya kok janji allah belum dating juga? Kok kita masih
miskin? Dan masih banyak “kok” yang lain. Inilah jawaban atas pertanyaan
tadi.
Anas bin Malik
berkata : “Saya masuk menemui Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan
beliau sedang berbaring miring di atas tikar pandan kecil yang bersulam, dan di
bawah kepalanya bantal dari kulit berisikan rumput kering. Lalu beberapa orang
dari sahabatnya datang di antaranya adalah Umar bin Khaththab, Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam pun bangkit menggeser tubuhnya yang sedang terbuka
bajunya. Umar bin Khaththab tak sanggup menahan tangisnya ketika melihat bentuk
sulaman tikar yang membekas di tubuh bagian samping Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam.”
Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertanya, "Mengapa engkau menangis, wahai
Umar?" Umar menjawab, "Demi Allah, saya tidak menangis kecuali tahu
bahwa engkau lebih Allah muliakan daripada Kisra dan Qaishr. Mereka hidup dalam
kesenangan, sementara engkau, Rasulullah, di tempat yang saya lihat?"
Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Apakah engkau tidak rela dunia
menjadi milik mereka dan akhirat untuk kita?" Umar menjawab, "Ya, aku
rela." Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Begitulah
yang benar"
Dan ini adalah
jawaban yang kedua :
J. wur ¨ûtù|¡øts tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. $yJ¯Rr& Í?ôJçR öNçlm; ×öyz öNÍkŦàÿRX{ 4 $yJ¯RÎ) Í?ôJçR öNçlm; (#ÿrß#y÷zÏ9 $VJøOÎ) 4 öNçlm;ur Ò>#xtã ×ûüÎgB ÇÊÐÑÈ
“Dan janganlah sekali-kali
orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka[253]
adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka
hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.”
(QS. Al-Imron 178)
Kenikmatan terbesar kita sebagai
orang muslim adalah keislaman itu sendiri, karena itu adalah tiket masuk menuju
surga, walaupun nanti di neraka dibersihkan dulu tetapi tetap ada jaminan dari
allah akan dimasukkan kedalam surga. Jadi janganlah merasa iri kepada orang
kafir hanya karena mereka kaya dan hidup berkecukupan. Karena mereka sudah
pasti akan masuk ke nerakanya allah.
BAB III
PENUTUP
A.
SOLUSI
§ Bekerja
Setiap orang yang hidup dalam masyarakat Islam diwajibkan bekerja
atau mencari nafkah. Mereka juga diperintahkan agar berkelana di muka bumi ini
serta makan dari rezeki Allah Azza wa Jalla . Allah Azza wa Jalla berfirman:
uqèd Ï%©!$# @yèy_ ãNä3s9 uÚöF{$# Zwqä9s (#qà±øB$$sù Îû $pkÈ:Ï.$uZtB (#qè=ä.ur `ÏB ¾ÏmÏ%øÍh ( Ïmøs9Î)ur âqà±Y9$# ÇÊÎÈ
”Dia-lah yang menjadikan
bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya
dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali
setelah) dibangkitkan.” [al-Mulk/67:15]
Mencari
nafkah merupakan senjata utama untuk mengatasi kemiskinan. Ia adalah sarana
pokok untuk memperoleh kekayaan serta merupakan faktor dominan dalam
memakmurkan dunia. Dalam Islam, seorang buruh tidak boleh dihalang-halangi
untuk menerima upah kerjanya. Bahkan ia harus menerima upah sebelum keringatnya
kering.
§ Mencukupi
Keluarga yang Lemah
Salah satu konsep syari’at Islam adalah bahwa setiap individu harus
menanggulangi kemiskinan dengan mempergunakan senjatanya, yaitu dengan
berusaha. Namun di balik itu, juga harus ada usaha untuk menolong orang-orang
lemah yang tidak mampu bekerja.
Konsep yang
dikemukakan untuk menanggulangi hal itu ialah dengan adanya
jaminan
antar anggota keluarga. Islam memerintahkan anggota keluarga saling menjamin
dan mencukupi. Sebagian meringankan penderitaan anggota yang lain. Allah Azza
wa Jalla berfirman,
tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä -ÆÏB ß÷èt/ (#rãy_$ydur (#rßyg»y_ur öNä3yètB y7Í´¯»s9'ré'sù óOä3ZÏB
4 (#qä9'ré&ur
ÏQ%tnöF{$#
öNåkÝÕ÷èt/ 4n<÷rr& <Ù÷èt7Î/
Îû
É=»tFÏ.
«!$# 3 ¨bÎ) ©!$# Èe@ä3Î/
>äóÓx«
7LìÎ=tæ
ÇÐÎÈ
75. dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah
serta berjihad bersamamu Maka orang-orang itu Termasuk golonganmu (juga).
orang-orang yang mempunyai hubungan Kerabat itu sebagiannya lebih berhak
terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
§ Infaq
Islam senantiasa menganjurkan umatnya untuk membantu orang lain.
bantuan tersebut bisa dalam bentuk harta, tenaga, pikiran, dan lain sebaginya.
Dalam satu ayat dijelaskan bahwa orang yang senantiasa membantu orang lain
dengan harta akan mendapatkan pahala disisi Allah. Firman-Nya,
ã@sW¨B
tûïÏ%©!$#
tbqà)ÏÿZã óOßgs9ºuqøBr&
Îû
È@Î6y
«!$# È@sVyJx. >p¬6ym
ôMtFu;/Rr& yìö7y @Î/$uZy
Îû
Èe@ä.
7's#ç7/Yß èps($ÏiB
7p¬6ym 3 ª!$#ur ß#Ïè»Òã
`yJÏ9
âä!$t±o 3 ª!$#ur ììźur
íOÎ=tæ
ÇËÏÊÈ
Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. (QS.
Al Baqoroh 261)
B.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan bab II, kami dapat
menyimpulkan bahwa, kondisi kemiskinan di Indonesia sangat memprihatinkan. Hal
ini ditandai dengan rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan
dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak,
dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Oleh karena itu, perlu mendapat penanganan
khusus dan terpadu dari pemerintah bersama-sama dengan masyarakat.
Daftar
Pustaka
Hudaya, Dadan.2009.”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Kemiskinan di Indonesia”. Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Hartomo dan, Aziz. 1997. Ilmu
Sosial Dasar. Bumi Aksara, Jakarta
Suparlan, P. 1984. Kemiskinan di
Perkotaan: Bacaan untuk Antropologi Perkotaan.
Sinar Harapan,
Jakarta
Tulus
R.tambunan.2006.Ekonomi Indonesia.Jakarta:Ghalia Indonesia
JACOBUS
RANJABAR,SH.,M.Si.Perubahan social dalam teori makro.Bandung:Alfabeta
Hari BADAN PUSAT
STATISTIK-Berita Resmi Statistik No.45/07/Th.XIII,
0 comments:
Post a Comment